Jumlah Data : 80 Objek
  • Uraian: 

    Batu Tapak Cidokom terletak di tepi Sungai Jeletreng yang merupakan anak Sungai Cisadane. Batu Tapak Cidokom memiliki ketinggian 70 meter di atas permukaan laut. Secara administratif Batu Tapak Cidokom berada pada wilayah Kampung Batu Tapak, Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Dari jalan desa diperlukan berjalan kaki sejauh 100 meter untuk mencapai Batu Tapak Cidokom.

    Jenis Cagar Budaya: 
    Kab./Kota: 
  • Uraian: 

    Lokasi Batu Tapak Cileueur terletak di curug yang berukuran kecil dengan tinggi sekitar tiga meter. Curug tersebut adalah bagian dari Sungai Ciangsana yang merupakan anak Sungai Cisadane. Lokasinya yang berada di aliran sungai Ciangsana membuat lokasi ini juga dikenal sebagai Situs Ciangsana (Munandar, 2006; Laili, 2010). Dengan ketinggian 370 meter di atas permukaan laut, secara administratif lokasi Batu Tapak Cileueur berada pada wilayah Kampung Cileueur, Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

    Jenis Cagar Budaya: 
    Kab./Kota: 
  • Uraian: 

    Situs Batu Tapak Tenjoleat terletak tepat di puncak Gunung Tenjoleat yang memiliki ketinggian 476 meter di atas permukaan laut. Secara administratif lokasi ini masuk kedalam wilayah Kampung Cilame, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Dari Kampung Cilame menuju Situs Batu Tapak Tenjoleat diperlukan waktu sekitar 2 (dua) dengan jarak tempuh ± 1,5 Km untuk mencapainya.

    Jenis Cagar Budaya: 
    Kab./Kota: 
  • Uraian: 

    Sebagaimana wilayah lain di Kabupaten Bogor, di Kecamatan Cileungsi juga memiliki tinggalan zaman kolonial Belanda yang berupa bangunan. Salah satunya adalah bangunan SD Negeri Cileungsi 02 yang berada di Desa Cileungsi Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

    Jenis Cagar Budaya: 
    Kab./Kota: 
  • Uraian: 

    Dari informasi awal, diketahui ada enam angklung gubrag yang masih terawat dengan baik yang merupakan peninggalan pembuat angklung gubrag pertama di cipining, yakni Abah Uyut Muhtar. Selain enam angklung gubrag, terdapat dua corolong (angklung kecil yang dihiasi bulu ayam hutan) dan dua buah gendang (bedug). Seperangkat peralatan angklung gubrag yang dibuat sejak keturunan pertama hingga saat ini masih terawat dengan baik di kediaman Ibu Etih. Ibu Etih merupakan keturunan langsung Uyut Muhtar yang pada saat ini mendapatkan amanah untuk menjaga dan merawat angklung gubrag.

    Jenis Cagar Budaya: 
    Kab./Kota: 

Pages